Tuesday, June 14, 2016

Less Is More Merupakan Sistem Kunci Pendidikan Di Finlandia


pendidikan di finlandia

Jika sebelumnya saya menuliskan tentang 4 Resep Kunci Sukses Pendidikan di Finlandia. Pada kesempatan ini saya akan mengulas lebih rinci tentang pembuktian slogan less is more yang mampu membawa Finlandia menjadi negara yang panutan untuk dunia pendidikan.

Mungkin masih ada anggapan bahwa untuk menciptakan suatu pendidikan yang sukses harus dengan jumlah kelas yang  banyak, jumlah durasi jam pelajaran yang panjang, banyak pekerjaan rumah, banyak tugas, banyak pertemuan, banyak tes dan banyak konten pelajaran. Anggapan dengan banyaknya berbagai aspek di atas merupakan sesuatu yang keliru, hal demikian justru akan menimbulkan masalah khusus bagi guru dan masalah stres pada murid di sekolah. Namun, Finlandia telah membuktikan bahwa dengan slogan less is more mampu menobatkan negaranya menjadi salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Berikut ini beberapa ulasan saya mengenai less is more pada sistem pendidikan Finlandia yang sudah terbukti kualitasnya.

Sedikit Sekolah Formal= Lebih Banyak Pilihan
(Less formal Class = More Option)

Murid di Finlandia mulai sekolah formal saat memasuki usia 7 tahun. Ya, finlandia hanya mengijinkan anak yang telah berumur 7 tahun yang boleh mengeyam pendidikan setara sekolah dasar. Meningat usia 7 tahun murid-murid di sini dibebaskan untuk bermain dan mengeksplor kemampuan mereka dibandingkan hanya diam dan duduk manis dibangku mereka masing-masing.  Apakah mereka akan ketinggalan pelajaran ketika orang tua baru memasukan anaknya sekolah saat berumur 7 tahun? Ternyata jawabannya salah, patokan usia 7 tahun ini merupakan usia yang sangat cocok dimana anak mulai siap dan focus dalam menerima pelajaran.  Uniknya di Finlandia setelah mereka menginjak usia 16 tahun maka mereka di beri keleluasan untuk memilih beberapa pilihan sekolah sebagai berikut

Upper Secondary Program ini merupakan program belajar yang dilakukan selama jangka waktu tiga tahun dan dilanjutkan dengan menempuh ujian matrikulasi untuk menentukan apakah mereka akan diterima di Universitas atau tidak. Biasanya anak-anak yang mengambil program ini berdasarkan spesialis  dan saat ingin mendaftar ke insititusi. Program Upper Secondary Program ini merupakan perpaduan antara sekolah menengah dan kuliah. Pada tahun 2015 program yang satu ini mampu menarik 40% dari jumlah murid di Finlandia

Vocational Education ini merupakan program jangka waktu tiga tahun yang melatih murid dengan berbagai jenis karir, namun sekolah tetap memberikan pilihan pada murid untuk mengikuti ujian matrikulasi untuk dapat memasuki jenjang universitas. Dari program ini ada yang bisa langsung kerja atau ada pula yang melanjutkan studi ke sekolah teknik untuk mendapatkan pelatihan lebih lanjut. Program vokasi ini menyerap 60% pelajar di Finlandia. Sedangkan untuk murid yang langsung memasuki dunia kerja jumlahnya sangat kecil yakni hanya 5%

Sedikit Waktu: Istirahat Banyak
(Less Time In Scholl = More Rest)

Murid di Finlandia menghabisakan sedikit waktu untuk mengerjakan tugas rumah dan berdasarkan data yang dirilis oleh Organisation for Economic Cooperation and Development tentang jumlah jam untuk pekerjaan rumah perminggunya untuk anak usia 15 tahun di seluruh dunia. Terungkap bahwa rata-rata murid di Finlandia hanya menghabiskan waktu sekitar 2.8 jam perminggunya untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya, sedangkan murid di Amerika menghabiskan waktu 6.1 jam perminggunya. Murid-murid biasanya mengikuti pembelajaran mulai jam 09.00 atau 09.45, Helsinki membuat peraturan ini karena berdasarkan penelitian bahwa anak kecil membutuhkan kualitas tidur di pagi hari. Sekolah akan berakhir pada pukul 02.00 atau 02.45. 

Murid Finlandia memiliki jadwal yang selalu berbeda dan selalu berubah. Biasanya sekolah menyelenggarakan tiga sampai empat kelas perharinya, bisa dikatakan sekolah dasar Finlandia hanya  membutuhkan waktu sekitar 75 menit  perharinya ditambah dengan beberapa jeda istirahat setiap pergantian pembelajaran.  Finlandia juga mewajibkan setiap pembelajaran selama 45 menit maka murid di wajibkan untuk istirahat selama 15 menit. 

Kurang jam Pembelajaran: Lebih Untuk Waktu Perencanaan
(Fewer Instruction Hours = More Planning Time

Guru memiliki waktu yang sangat singkat. Berdasarkan data yang dirilis oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) mengungkapkan bahwa rata-rata guru di Finlandia hanya memiliki jam ajar sebanyak 600 jam pertahunnya atau bisa dikatakan guru hanya mengajar sekitar 4 atau bahkan kurang mata pelajaran per harinya.

Berbanding terbalik dengan Amerika, rata-rata guru memiliki jam mengajar sebanyak 1080 jam pertahunnya atau setiap harinya guru di Amerika rata-rata mengajar enam atau lebih mata pelajaran. Di Finlandia Guru dan murid tidak diwajibkan untuk datang ke sekolah ketika memang tidak ada jadwal pelajaran. Sebagai contoh ketika tidak ada jam pelajaran pada siang hari, maka secara otomatis guru dan murid dapat meninggalkan sekolah terlebih dahulu, tanpa harus menunggu kelas lainnya yang masih memiliki pelajaran. Dengan sistem yang demikian membuat guru lebih leluasa untuk membuat rencana dan persiapan pembelajaran pada esok harinya.

Sedikit Guru = Lebih Konsisten dan Peduli Pada Muridnya
(Fewer Teachers = More Consistency and Care)

Murid Sekolah dasar di Finlandia akan selalu menemui guru yang sama. Selama 6 tahun anak-anak akan mendapatkan pelajaran dari guru yang sama. Mulai dari kelas satu sampai enam anak-anak akan bertemu dengan guru yang sama tidak diganti. Ini bertujuan agar guru lebih memahami setiap karakter anak didiknya. Guru nantinya akan peka pada setiap muridnya mengenai kendala dan masalah yang terjadi pada setiap individu di kelasnya, sehingga nantinya guru akan memberikan perlakuan yang berbeda pada murid yang mengalami kendala belajar.

Sistem ini sangat menguntungkan bagi guru, karena memudahkan guru untuk memahami kurikulum secara holistik. Guru akan mengetahui apa saja yang dia butuhkan saat pembelajaran di tahun selanjutnya, guru juga diberi kebebasan untuk mengelola kelasnya sendiri. Dengan pemberian kebebasan ini  guru  tidak merasa ada tekanan dan beban dari berbagai pihak,  karena guru lah yang mengkontrol kurikulumnya dan gurulah yang mengetahui bagaimana kondisi akademis dan mental para muridnya sehingga pada tahun selanjutnya guru dapat mempersiapkan strategi  cara menanggulangi permasalahan yang terjadi di kelasnya.

Finlandia Sedikit Menerima Guru
(Fewer Accepted Applicant to be Teacher)

Murid-murid akan berhadapan dengan guru yang sama selama enam tahun. Apakah guru tersebut memang memiliki kualifikasi mumpuni? Ya,memang di Finlandia khususnya untuk jabatan guru Sekolah Dasar tidak ingin mencari guru yang asal-asalan. Di Finlandia guru merupakan salah satu profesi yang sangat di idamkan. Guru Sekolah dasar merupakan salah satu profesi dengan tingkat kompetitif paling tinggi, setiap tahunnya sebanyak 1000 calon guru di tolak untuk memasuki jurusan guru Sekolah Dasar, karena hanya 10% dari jumlah pelamar jurusan guru sekolah dasar yang diterima. Bayangkan tentu yang terpilih merupakan orang-orang pilihan. Menjadi guru di Finlandia tidak hanya soal mempunyai kecerdasan yang mumpuni, tetapi untuk lolos ke jurusan guru sekolah dasar harus melalui serangkaian tahap interview dan tes kepribadian.

Finlandia juga menyadari bahwa kemampuan untuk mengajar bukan di peroleh dari secara mutlak dari belajar tetapi merekalah yang diberi bakat dan mempunyai passion di bidang pendidikan khususnya mengajar.  Beberapa Universitas di Finlandia yang membuka program pendidikan memastikan bahwa pendaftar yang melamar ke Universitas mereka merupakan orang-orang yang memiliki bakat mengajar
Untuk menjadi guru di Finlandia harus memiliki kualifikasi yang tinggi, terlatih dan memilik bakat mengajar.Maka tidak heran di Finlandia guru tidak boleh untuk mengajar di kelas, sebelum mereka menyelesaikan gelar master mereka dengan spesialisasi penelitian dan praktik mengajar. 

Kelas Sedikit: Banyak Istirahat
(Fewer Classes = More Breaks)

Seperti yang saya sampaikan di atas murid hanya memiliki tiga sampai 4 kelas/mata pelajaran perharinya. Meskipun jumlah kelasnya sedikit,  setiap kelas akan diselingi jam istirahat selama 10 sampai 20 menit . Pada masa istirahat ini merupakan kesempatan bagi para murid untuk memahami pelajaran yang telah mereka terima, masa istirahat pula dapat digunakan untuk menghirup udara segar dan bermain bersama teman sebaya agar mereka dapat kembali fokus mengikuti kelas selanjutnya.

Sedikit Murid=Perhatian ke Individu Menjadi Lebih
(Fewer Student = More Individual Atttention)

Guru di Finlandia setiap harinya memiliki kelas antara tiga hingga empat kelas dengan jumlah siswa perkelasnya hanya 20 murid. Jadi setiap harinya guru akan bertemu dengan murid berjumlah antara 60 sampai 80  murid perharinya. Dengan sedikitnya jumlah murid perkelasnya maka akan memudahkan guru untuk lebih memberikan perhatian dan kepedulian terhadap kebutuhan setiap murid yang tentunya memiliki banyak perbedaan. Bayangkan saja, jika jumlah kelas ada enam dengan jumlah anak perkelasnya antara 30-35 anak tentu ini sangat menyulitkan guru untuk mengelola kelasnya secara optimal, pembelajaran menjadi kurang memuaskan dan akan berdampak langsung pada hasil belajar murid yang kurang baik.

Struktur Bukan Menjadi Sistem = Lebih Pada Modal kepercayaan
 (Less Structure = More Trust)

Kunci keberhasilan pendidikan di Finlandia terletak pada kepercayaan bukan pada struktur.  Masyarakat menyekolahkan anaknya karena sekolah mampu memperoleh dan memperkerjakan guru yang baik.  Sekolah juga percaya bahwa guru yang mereka rekrut merupakan guru dengan individu yang sudah terlatih dan terampil. Hal ini didasarkan bahwa untuk menjadi guru di Finlandia harus melalui serangkaian tes baik segi akademik dan kepribadian dan wajib mengantongi gelar master pendidikan. Guru di beri kebebasan untuk mengelola dan menciptakan suasana yang terbaik khusus untuk para muridnya. Para keluarga di sini juga mempercayai bahwa guru akan memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, agar mereka bisa belajar baik dan tumbuh secara optimal. Murid juga mempercayai gurunya karena saat guru memberikan pelajaran mereka sadar bahwa ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang berharga dan menjadi kunci kesuksesan di masa mendatang.







No comments:

Post a Comment